-->

28 Tahun Peristiwa Talangsari 1989: SUDARSONO Ingin Dirikan NEGARA ISLAM Dimulai Dari Talangsari


Published on Feb 18, 2017
Sudarsono putra Jawa kelahiran Sumatra, lahir di Deli Serdang tanggal 21 April 1963. Ayahnya adalah anggota Korps Marinir.

Awal aktivitas keislamannya dimulai dari remaja masjid Al-Falah di Surabaya. Bersamaan dengan kepindahan dinas orangtuanya ke Jakarta, Sudarsono aktif di BKPRMI (Badan Kontak Pemuda Remaja Masjid Indonesia) di Jakarta. Selain di BKPMRI ia masuk FORMAHI (Forum Mahasiswa Islam), pada tahun 1985.

Ketika di FORMAHI inilah dia mengadakan gerakan pengkaderan Usroh. Setelah menyelesaikan perguruan tinggi ia terlibat dalam kegiatan LSP (Lembaga Studi Pembangunan).

Keterlibatan Sudarsono dalam kasus Talangsari (Lampung) ini bermula dari aktivitasnya dalam gerakan usroh yang dibina oleh Abdullah Sungkar di Jakarta tahun 1984-1985. Di tahun itu dia bersama rekan yang lainnya selalu mengadakan kegiatan rutin di rumah kontrakannya di Gang Remaja, Prumpung, Jakarta. Dalam gerakan usroh itu disusun beberapa shaf, di antaranya shaf Ali, shaf Umar, shaf Abu Bakar dan shaf Usman. Dia sendiri memegang tanggungjawab sebagai bagian pendanaan di shaf Usman.

Menurutnya, daerah Talangsari (Lampung) dipilih sebagai tempat untuk membentuk Islamic Village, sebagai tempat awal bagi tegaknya Negara Islam.

Dipilihnya Lampung sebagai tempat hijrah adalah karena kalau harus hijrah ke luar negeri visanya dan biaya perjalannya sangat mahal. Kelanjutan dari program aksi hijrah ini adalah menciptakan amir-amir daulah di suatu daerah yang tidak begitu jauh dari Makkah Jakarta, yaitu di Lampung.

Prinsip Darsono tentang hijrah pada saat itu adalah sebuah prinsip konsekuensi dari ajaran historik Rasulullah.

Setelah terjadinya peristiwa Talangsari itu, Darsono pun menyadari banyak kekeliruan yang telah dilakukan secara sadar atau tidak sadar.
LihatTutupKomentar
Cancel