-->

AZWAR KAILI Saksi dan Korban Palsu Kasus Talangsari 1989


Published on Mar 25, 2017
Azwar Kaili sosok kelahiran Pariaman, Sumatera Barat, pada tahun 1942 ini kerap muncul setiap ada gerakan KONTRAS yang mengeksploitasi kasus Talangsari 1989.

Sejak belia, ia sudah mempunyai watak berkhianat kepada pemerintah Republik Indonesia.

Meski belum tamat SMP, Azwar Kaili muda sudah menjadi anggota Tentara Pelajar Pasukan PRRI atau Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia yang berpusat di Padang, Sumatera Barat.

PRRI dideklarasikan pada tanggal 15 Februari 1958 di Padang, Sumatera Barat, di bawah pimpinan Letnan Kolonel Ahmad Husein. PRRI adalah sebuah gerakan revolusi yang ingin menegakkan negara baru. Namun gerakan makar itu berhasil ditumpas oleh pemerintah Republik Indonesia.

Pada tahun 1959, Azwar Kaili merantau ke Tanjung Karang, dan kemudian menjadi agen rokok cap Gentong.

Setelah tujuh tahun menetap di Tanjung Karang yaitu pada tahun 1966, Azwar Kaili kembali ke Pariaman, Sumatera Barat, untuk menikah.

Satu tahun setelah itu, pada tahun 1967, Azwar Kaili kembali ke Tanjung Karang. Karena usaha agen rokoknya bangkrut, Azwar membuka warung nasi masakan padang. Usaha ini pun tidak berhasil, maka Azwar memutuskan menjadi pedagang kain keliling.

Lelah menjadi pedagang kain keliling, pada tahun 1969 Azwar bersama masyarakat pendatang lainnya membuka lahan untuk dijadikan pemukiman, yang kini dikenal dengan Desa Sidorejo, berdekatan dengan kawasan Hutan Lindung Gunung Balak.

Di Desa Sidorejo, Azwar berjualan obat-obatan dan menjalankan praktik sebagai mantri kesehatan ilegal.

Pada tahun 1989, ketika terjadi geger Talangsari, Azwar termasuk ikut ditahan selama tiga bulan, karena dilaporkan oleh masyarakat bahwa ia adalah bagian dari jama’ah Warsidi. Berdasarkan bukti-bukti yang kuat, Azwar pun diamankan oleh aparat yang berwenang.

Salah satu bukti kuat keterlibatannya adalah keaktifan Azwar memberi pendidikan kesehatan secara cuma-cuma kepada anggota kelompok Warsidi di rumah Zamzuri.

Zamzuri adalah sosok yang memfasilitasi Abdullah, saat aktivis Gerakan Usroh Abdullah Sungkar Jawa Tengah buron ke Lampung, menghindari kejaran aparat.

Azwar Kaili bersama ketiga anaknya yaitu Iwan, Haris dan Ujang alias Edi Arsadad serta Warsito anak angkatnya, aktif mengikuti pengajian yang dipimpin Abdullah.

Watak pengkhianat yang memang sudah dimiliki Azwar Kaili sejak belia ini, semakin menguat bersamaan dengan tumbuh kembangnya jama’ah Warsidi yang memang berniat mendirikan negara Islam, berpisah dari NKRI.

Bahkan, watak Azwar Kaili sebagai pengkhianat kepada bangsa dan negara sendiri, kembali tersalurkan dengan menumpang kiprah KONTRAS yang berupaya menjadikan kasus Talangsari 1989 sebagai komoditas dengan dalih Hak Asasi Manusia.

Sukardi, salah satu perancang dan pelaku kasus Talangsari 1989 yang pernah bergabung dengan KONTRAS, menyatakan bahwa selama berada di KONTRAS ia mendapat doktrin untuk selalu memusuhi pemerintah dan Tentara Nasional Indonesia.
LihatTutupKomentar
Cancel